Friday 19 September 2014

Mentari Pagi

 
                       
 
~~Suatu pagi seperti biasa aku mengagumi matahari sebagai ciptaan Tuhan dan menikmati hangatnya sinar yang dipancarkannya.... Namun, tidak seperti biasanya sinar mentari yang menyentuh tubuhku pagi itu... terasa nikmat...nikmat sekali... dan aku belum pernah merasakan nikmat seperti itu seumur hidupku...

~~Aku seperti dibuai dengan rasa nikmat yang teramat sangat, terasa melayang hingga aku tidak lagi berasakan bahawa aku sedang berdiri berpijak di bumi... melayang entah ke mana menyatu dalam nikmat cahaya mentari pagi itu...

~~"Mimpikah aku?" Ternyata tidak... aku menyaksikan seluruh alam menatapku dengan senyuman yang terindah yang pernah ku lihat, lebih indah daripada senyuman siapapun yang pernah ku lihat, bahkan senyumnya membuatku terasa bagai dibuai dengan rasa yang tak terucap...

~~Aku bergerak ke arah mentari dan ku rasakan  aku akan berhadapan dengan Sang Mentari, semakin dekat maka semakin luar biasa nikmat yang ku rasakan daripada buaian sinarnya.

~~Ingin ku gapai Sang Mentari, ingin ku peluk dan tak ku lepaskan lagi...lalu saat aku berhadapan dengan Sang Mentari, aku berkata?

~~"Hai Mentari. Mengapa sinarMu terasa nikmat menyentuh kalbuku?"
~~"Hai Mentari, mengapa rasa nikmat ini baru ku rasakan saat ini dan mengapa tidak sejak dulu?"

~~Mentari seakan memahami apa yang ada di benakku... lalu seakan dipeluknya diriku hingga aku tidak mampu lagi berasakan apapun seakan  menjadi sebahagian daripada nikmat itu sendiri...ah indahnya!!

~~Lalu perlahan Sang Mentari melepaskan diriku dan menjauh daripadaku... ku lihat seluruh alam menunduk memberi hormat padaku.... dan ku lihat seluruh alam dan diriku perlahan memancarkan cahaya keemasan yang teramat indah yang berasal dari sinar Sang Mentari...

~~Aku menatap Sang Mentari...seakan Dia berkata kepadaku..."Jangan bersedih, Aku tak pernah menjauh daripada dirimu dan janganlah khuatir tentang apapun kerana Aku bersamamu dan meliputi alam semesta yang menyintaimu."

~~Perlahan sinar mentari terasa hangat di tubuhku dan tidak lagi terasa nikmat, tubuhku bergetar hebat, terduduk, terdiam, dan perlahan aku menangis tersedu-sedu... lalu ku sebut nama Tuhanku berkali-kali seakan tidak mahu berhenti...
p/s: Kisah seorang sufi muda ketika mengalami peristiwa Dzattulhaq..
Sumber: Kitab Kunci Pembuka dan Rahasia Ilmu Ma'rifatullah
Rating: 4.5 out of 5

0 comments:

Post a Comment

Posting Lama ►
 

Copyright © 2013. Pengembara Sukma -