~~Suatu
pagi seperti biasa aku mengagumi matahari sebagai ciptaan Tuhan dan
menikmati hangatnya sinar yang dipancarkannya.... Namun, tidak seperti
biasanya sinar mentari yang menyentuh tubuhku pagi itu... terasa
nikmat...nikmat sekali... dan aku belum pernah merasakan nikmat seperti
itu seumur hidupku...
~~Aku
seperti dibuai dengan rasa nikmat yang teramat sangat, terasa melayang
hingga aku tidak lagi berasakan bahawa aku sedang berdiri berpijak di
bumi... melayang entah ke mana menyatu dalam nikmat cahaya mentari pagi
itu...
~~"Mimpikah
aku?" Ternyata tidak... aku menyaksikan seluruh alam menatapku dengan
senyuman yang terindah yang pernah ku lihat, lebih indah daripada
senyuman siapapun yang pernah ku lihat, bahkan senyumnya membuatku
terasa bagai dibuai dengan rasa yang tak terucap...
~~Aku
bergerak ke arah mentari dan ku rasakan aku akan berhadapan dengan
Sang Mentari, semakin dekat maka semakin luar biasa nikmat yang ku
rasakan daripada buaian sinarnya.
~~Ingin
ku gapai Sang Mentari, ingin ku peluk dan tak ku lepaskan lagi...lalu
saat aku berhadapan dengan Sang Mentari, aku berkata?
~~"Hai Mentari. Mengapa sinarMu terasa nikmat menyentuh kalbuku?"
~~"Hai Mentari, mengapa rasa nikmat ini baru ku rasakan saat ini dan mengapa tidak sejak dulu?"
~~Mentari
seakan memahami apa yang ada di benakku... lalu seakan dipeluknya
diriku hingga aku tidak mampu lagi berasakan apapun seakan menjadi
sebahagian daripada nikmat itu sendiri...ah indahnya!!
~~Lalu
perlahan Sang Mentari melepaskan diriku dan menjauh daripadaku... ku
lihat seluruh alam menunduk memberi hormat padaku.... dan ku lihat
seluruh alam dan diriku perlahan memancarkan cahaya keemasan yang
teramat indah yang berasal dari sinar Sang Mentari...
~~Aku
menatap Sang Mentari...seakan Dia berkata kepadaku..."Jangan bersedih,
Aku tak pernah menjauh daripada dirimu dan janganlah khuatir tentang
apapun kerana Aku bersamamu dan meliputi alam semesta yang menyintaimu."
~~Perlahan
sinar mentari terasa hangat di tubuhku dan tidak lagi terasa nikmat,
tubuhku bergetar hebat, terduduk, terdiam, dan perlahan aku menangis
tersedu-sedu... lalu ku sebut nama Tuhanku berkali-kali seakan tidak
mahu berhenti...
p/s: Kisah seorang sufi muda ketika mengalami peristiwa Dzattulhaq..
Sumber: Kitab Kunci Pembuka dan Rahasia Ilmu Ma'rifatullah